Syaikh Shalih Al-Fauzan-hafizhahullah menerangkan bahwa yang
dimaksud dengan keluarga Allah adalah siapa saja yang mengamalkan isinya
meskipun ia belum hafal Al-Qur’an. Contohnya saja seorang pedagang yang jujur
memberikan informasi baik buruk barang dagangannya kepada pembeli, seorang
siswa yang jujur tidak mencontek saat ujian, para pejabat yang tidak korupsi,
hakim yang adil dalam membuat keputusan, hal ini dilakukan karna ia tahu
bagaimana ber-amar ma’ruf nahi munkar yang diperintahkan oleh Allah melalui
ayat Al-Qur’an.
“Dan hendaklah diantara kamu segolongan orang yang menyeru
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.
Merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran : 104)
Lain halnya jika ada orang yang hafal Al-Qur’an tetapi ia
tetap melakukan kemungkaran sehingga apa yang telah di hafal tidak ia amalkan
isi ataupun kandaungannya. Maka hal yang demikian tidak mencerminkan seperti
keluarga Allah. Bahkan orang yang berbuat demikian kelak akan mendapatkan
ancaman yang nyata. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Semoga kita termasuk kepada orang – orang yang senantiasa
mentadabburi, mengamalkan, membaca dan mengahafalkan isi al-Qur’an agar bisa
menjadi keluarga Allah di bumi. []
Kajian ilmiah dengan topik " Zaman yang penuh Fitnah,
Tetaplah Istiqomah!.. " yang disampaikan oleh Al-Ustadz Adi Hidayat, MA di
masjid An-Nuur Jagalan, Jl. Kapten Piere Tendean Gg. 1C Malang.
Berikut ulasan dari Ust. Adi Hidayat mengenai apa yg harus
anda waspadai ketika sudah berusia 40 tahun atau lebih.
Ustaz Abdullah Din - Fahami Bidaah Jauhi Perpecahan
No comments:
Post a Comment